Back

USD/IDR Hentikan Pelemahannya, Rupiah Kembali Lunglai di 16.383, Tunggu Pernyataan Powell

  • USD/IDR menguat ke 16.383 setelah menyentuh terendah kemarin di 16.312.
  • Penguatan Dolar AS didukung oleh naiknya imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun.
  • Pernyataan dari Ketua The Fed Powell dipantau, kemungkinan ia akan terdengar dovish.

USD/IDR saat ini telah menghentikan pelemahannya dan bergerak di 16.383 setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin di 16.392. Formasi persegi panjang yang menunjukkan kisaran antara 16.345-16.517 – terbentuk sejak 19 Juni pada grafik harian – masih belum tertembus di kedua arah. Pasangan mata uang ini kembali masuk ke dalam formasi tersebut, yang bergerak di bawah level pertengahannya di 16.430-an. JISDOR Bank Indonesia (BI) pada tanggal 1 Juli mencatatkan kurs Rupiah di 16.355, lebih kuat dari JISDOR yang tercatat pada tanggal 28 Juni di 16.394.

Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur Indonesia di bulan Juni, yang dirilis oleh S&P Global kemarin, menunjukkan angka IMP Manufaktur tersebut berada di level 50,7, di bawah angka sebelumnya di 52,1 yang tercatat di bulan Mei. 

Selain itu, Tingkat Inflasi Tahunan Indonesia di bulan Juni tercatat 2,51%, turun dari tingkat di bulan Mei 2,84% dan konsensus 2,7% seperti yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Senin (1 Juli 2024). Inflasi bulan-ke-bulan berada di -0,08%, lebih lemah dari tingkat sebelumnya di -0,03% dan konsensus di 0,06%. Inflasi inti tahun-ke-tahun terlihat di 1,90%, di bawah 2% pada bulan Mei dan meleset dari konsensus di 1,96%. 

Menanggapi data inflasi tersebut, Bank Indonesia menuliskan dalam laporannya bahwa Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juni 2024 tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1%. Terjaganya tingkat Inflasi ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Ke depan, BI masih meyakini bahwa inflasi akan tetap terjaga di kisaran target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

Dolar AS (USD) yang diukur oleh Indeks Dolar AS (DXY) di sesi Asia bergerak di 105,89, memulihkan pelemahannya dari level terendah kemarin di 105,42 setelah tertekan oleh data IMP AS yang lebih lemah dari tingkat sebelumnya. Penguatan Dolar AS kemarin didorong oleh imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun yang mencapai tertinggi di 4.497.

Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (IMP) ISM AS untuk bulan Juni turun ke 48,5, turun dari 48,7 pada bulan Mei. Angka ini lebih lemah dari ekspektasi 49,1, seperti yang dilaporkan pada hari Senin.

Para pedagang akan menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Forum ECB hari ini dan Risalah Rapat FOMC pada hari Rabu sebelum rilis Nonfarm Payrolls pada hari Jumat.

Menurut Yohay Elam, Analis Senior di FXStreet, “Saya memprakirakan dia (Powell) akan terdengar lebih dovish, yang mendorong pasar.” Yohay juga menyebutkan bahwa para investor akan sangat ingin mendengar niat The Fed untuk memangkas suku bunga, serta ketenagakerjaan.
 

USD/INR Menguat karena Meningkatnya Permintaan Dolar AS, dan Pidato Powell dari The Fed

Rupee India (INR) melemah pada hari Selasa di tengah meningkatnya permintaan Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi. Sementara itu, kenaikan lebih lanjut dari harga minyak mentah di tengah kekhawatiran akan risiko geopolitik Timur Tengah mengakibatkan tekanan jual pada INR karena India merupakan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
了解更多 Previous

Yen Jepang Melemah Meskipun Ada Intervensi Verbal dari Pihak Berwenang

Yen Jepang (JPY) melanjutkan penurunan pada hari Selasa, yang dapat dikaitkan dengan peningkatan Dolar AS (USD). Pasangan USD/JPY diperdagangkan di dekat level terendah baru 161,73 sejak 1986. Namun, intervensi verbal dari otoritas Jepang dapat membatasi penurunan JPY.
了解更多 Next